Minggu, 20 Maret 2016

UNTUK ANAK-ANAKKU

                Nak, meski kalian belum belum mampu mengerti arti kasih sayang. Namun di usia kalian yang masih hitungan jari, Tuhan telah memberi anugerah kepada kalian naluri untuk merasakan kelembutan, kehangatan, perhatian, dan kasih yang  Ayah berikan.   Nak, kuberitahukan kepada kalian, Ayah meneladan Tuhan Yang Penuh Kasih, yang kita sebut Bapa, yang sangat mencintai anak-anak yang diciptakan-Nya.
Ketika hati berkata kejujuran, dalam hati Ayah, selalu mengatakan bahwa sejatinya kalianlah yang memberikan kebahagiaan, kelembutan, dan kasih kepada Ayah. Bukan sebaliknya. Bukan pula karena Ayah lalu kalian ada. Bukan, anak-anakku. Ia Yang Maha Mengasihi Ayah kalian, telah hadirkan kalian sebagai anugerah terindah melalui karya nyata-Nya dalam kehidupan kasih Ayah dan Mamah.
Ketika rembulan menggantikan peran sang surya, satu persatu kalian terkerudung dalam pelukan Ayah. Seorang demi seorang, Ayah belai rambut kalian. Ayah belai pipi kalian yang halus dan ranum. Ayah hembuskan nafas hangat ke perut kalian, agar kalian rasakan hangatnya kasih sayang Tuhan melalui nafas Ayah.  Ketika kalian mulai masuk ke alam tidur, saat itu Ayah merasakan bahagianya kalian yang tengah menuju mimpi indahnya surga. Ayah, yang berada di samping kalian, juga tengah merasakan hadirnya surga yang Bapa hadirkan untuk kita. Nak, surga adalah kebahagiaan. Tahukah kalian, betapa bahagianya ketika Ayah menatap wajah cantik dan lucu kalian digelayut kantuk yang hendak mengajak kalian menuju alam tidur. Tahukah kalian, seringkali air mata menggenang di kelopak mata Ayah yang tengah bersyukur karena anugerah yang Bapa berikan kepada Ayah melalui hadirnya kalian.
Anak-anakku, tidurlah dalam kasih dan kebahagiaan. Kelak kalian akan menjadi gadis-gadis cantik yang menebarkan harumnya bunga kasih. Kelak Ayah akan ajarkan kepada kalian tentang kasih kehidupan yang menjadi sumber kebahagiaan di dunia ini. Selamat malam anak-anakku. Esok pagi kalian akan menyongsong anugerah Tuhan melalui sejuknya udara pagi yang menelisip melalui angin-angin kamar kita.

Terima kasih, untuk Bapa-ku di surga.